Sabtu, 09 November 2013

Penentuan Umur


PENDAHULUAN


Latar Belakang

          Pada domba kita dapat menentukan umur melalui beberapa cara, antara lain dengan melihat susunan gigi, lingkar cincin pada tanduk serta tanduknya sendiri. Dalam perkembangannya yang sering dilakukan untuk menentukan umur dengan cara melihat susunan gigi pada domba. Karena susunan gigi dianggap lebih akurat ketika ingin melakukan penentuan umur domba tersebut. Hal ini sangat bermanfaat ketika masyarakat ingin membeli domba baik untuk diternak kan kembali maupun untuk kebutuhan idul Adha. Ada beberapa hal yang mempengaruhi pertumbuhan gigi diantaranya manajemen pemeliharaan.
          Kastrasi atau yang lebih populer dan dikenal dengan istilah “pengebirian” adalah salah satu aspek penting dalam tatalaksana pemeliharaan dan perawatan ternak potong. Kastrasi adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan untuk menghilangkan fungsi dari alat reproduksi dengan jalan mematikan sel kelamin jantan dan betina sehingga ternak bersangkutan tidak mampu menghasilkan keeturunan. Kastrasi dapat dilakukan dengan jalan mengikat, mengoperasi maupun memasukan cairan tertentu kedalam organ tubuh tertentu. Berdasarkan cara melakukan kastrasi dikenal dua bentuk, yaitu kastrasi terbuka dan kastrasi tertutup. Kastrasi terbuka atau tanpa melakukan pembedahan, biasanya dengan menggunakan alat seperti karet, elistatoring ataupun tangburdizo sedangkan kastrasi tertutup, yaitu melalui operasi atau pembedahan. Pada sapi, domba dan babi perlakuan  kastrasi dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan, koefesien konversi makanan, kualitas karkas (Turton, 1962), juga pada kecepatan metabolisme dan pertumbuhan tulang (Rice, 1957).
          Pemotongan kuku pada domba sangat diperlukan dalam suatu usaha peternakan, karena dari perawatan kuku ini dapat menghasilkan domba yang berkualitas. Domba yang selalu berada dalam kandang akan mempunyai kuku yang lebih panjang dari pada domba gembalaan. Oleh karena itu, pemotongan kuku perlu dilakukan secara teratur. Keterlambatan dalam pemotongan kuku mengakibatkan kuku jadi panjang dan keras sehingga sulit dipotong. Beberapa kerugian yang diakibatkan kuku ternak yang panjang adalah kuku panjang akan mengakibatkan ternak susah berdiri dan berjalan, ternak jantan susah untuk menaiki betina saat kawin, jika kuku patah dapat terjadi luka dan infeksi. Penyakit kuku yang sering terjadi pada domba disebabkan bagian bawah kuku panjang umumnya sangat kotor dan merupakan sumber penyakit.
Docking adalah pemotongan bagian ekor ternak sebagai bagian dari manajemen pemeliharaan terutama untuk mempertahankan kebersihan dan mencegah timbunan kotoran pada bagian ekor yang akan mengundang lalat dan parasit (Rosyidi, 1998). Disamping itu docking  dapat memperbaiki mutu karkas serta meningkatkan laju pertumbuhan dan konversi pakan (Charles,1983).Ternak yang di docking memiliki simpanan lemak dan kualitas daging yang lebih baik dari pada domba yang dipotong ekornya. Pemotongan ekor(docking) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas daging domba.
          Pemberian / pemasangan nomor ini untuk mempermudah pengenalan atau identifikasi yang dibutuhkan dalam recording untuk keperluan seleksi, kesehatan, produksi, pertambahan berat badan dan lain-lain. Ada beberapa metode pemberian nomor pada ternak antara lain: Destruktive method (pemberian nomor yang merusak bagian tubuh domba) serta Non Destruktive method (pemberian nomor yang tidak merusak bagian tubuh domba). Destruktive method meliputi eartag (anting), ear notoaer (penyobekan), dan tatto (telinga). Non destruktive method meliputi kalungan, memasukan kapsul atau chip ke dalam organ pencernaan (Bolus) dan kaki. Di benua Eropa sistem penomoran ini telah memakai sistem EID (Elektronic ID) untuk memudahkan pencatatan. EID ini sama halnya KTP pada manusia, cara kerjanya ada sejumlah digit yang telah terprogam dan terpusat di suatu tempat, sehingga ketika domba tersebut mengalami masalah maka akan mudah mencari tau dari mana asal domba tersebut.



Tujuan

          Penentuan umur domba bertujuan untuk mengetahui dosis pemberian obat serta kapan domba tersebut siap untuk dikawinkan. Tujuan pemotongan kuku pada domba ialah, kesehatan (sanitasi). Hal-hal yang meliputi sanitasi membersihkan kotoran yang menumpuk, jika tidak dibersihkan akan menjadi sarang penyakit. Kemudian jika kuku domba lama tidak dipotong akan menyebabkan kelenjar Interdigitalis terhambat, cairan yang terdapat di dalam kelenjar tersebut sulit keluar. Ada dua tujuan yang ingin dicapai ketika melakukan kastrasi, yaitu fungsi manajemen dan fungsi produksi. Pertama fungsi manajemen domba akan lebih jinak sehingga memudahkan dalam penggembalaannya. Kedua fungsi produksi domba yang telah dikastrasi hormon testoteronnya akan tersimpan. Hormon yang tersimpan menyebabkan peningkatan kualitas daging dari domba tersebut. Docking atau pemotongan ekor bertujuan untuk kesehatan, produksi dan manajemen pencukuran wol serta manajemen penanganan karkas. Tujuan penomoran adalah untuk melakukan recording pada domba yang terdapat di dalam suatu peternakan.



METODE

Waktu dan Pelaksanaan

          Waktu pelaksanaan praktikum penentuan umur pada hari sabtu, 04 Mei 2013 Pukul 14.30 sampai dengan pukul 17.00 WIB. Selanjutnya waktu  pelaksanaan praktikum pemotongan kuku pada hari sabtu 11 Mei 2013 pukul 14.30 WIB. Kemudian waktu pelaksanaan pemberian nomor pada ternak pada hari sabtu, 18 Mei 2013 Pukul 14.30 WIB. Terakhir waktu  pelaksanaan praktikum kastrasi dan pemotongan ekor atau Docking pada hari sabtu, 01 Juni 2013 Pukul 14.30 sampai 17.00 WIB. Praktikum  bertempat di kandang domba Kampus Gunung Gede.


Alat dan Bahan

          Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum penomoran pada domba adalah, selang dengan panjang lebih kurang 5-6 cm, tambang, lilin dan paku. sanitasi. Dalam melakukan pemotongan kuku alat dan bahan yang digunakan adalah, sikat, larutan formalin, handuk/lap, gunting dan rennet. Dalam melakukan kastrasi alat dan bahan yang digunakan adalah, pisau scapel, gunting, tang burdizo dan elistatoring. Dalam melakukan pemotongan ekor atau Docking alat dan bahan yang digunakan adalah, iodine, gunting, stabilizer, elistatoring, electric dockker, tempat pembaringan domba serta pembatas antara bagian tubuh domba dan ekor domba yang berbentuk seperti dayung.


Metode Pelaksanaan

          Sebelum masuk ke dalam pelaksanaan kegiatan pengukuran tubuh domba, ada baiknya sebelum melakukan praktikum melaksanakan kegiatan sanitasi kandang terlebih dahulu. Tujuan dilaksanakannya sanitasi kandang ini adalah sebagai upaya meminimalisir perkembangan bibit penyakit di lingkungan kandang. Setelah sanitasi kandang telah dilaksanakan barulah kemudian melakukan kegiatan utama, yaitu praktikum penentuan umur pada domba. Penentuan umur pada domba yang dilakukan adalah dengan memeriksa umur gigi dari si domba apakah gigi serinya sudah aus atau belum. Kemudian setiap mahasiswa ditanya berapa umur domba ini, masing-masing mahasiswa berbeda-beda domba yang diuji.
          Selanjutnya tata pelaksanaan praktikum pemotongan kuku pada domba adalah hal pertama siapkan terlebih dahulu alat-alat yang akan digunakan pada saat praktikum nantinya. Setelah alat-alat yang digunakan telah siap, bersihan bagian kaki domba yang akan dipotong kukunya agar dalam pemotongan lebih efektif. Selanjutnya setelah kuku domba dipotong dicelupkanke dalam larutan formalin agar kaki domba steril setelah dilakukan pemotongan kuku.
          Tata laksana dalam praktikum pemberian nomor ternak adalah siapkan terlebih dahulu alat-alat yang akan digunakan. Selanjutnya identifikasi terlebih dahulu ternak yang akan diberi nomor. Hal ini bertujuan agar penomoran ini terarsip di peternakan tersebut sehingga memudahkan ketika terjadi masalah kesehatan dan lain-lain. Kemudian ukur terlebih dahulu tambang yang akan digunakan, ukuran tambang yang menyesuaikan ukuran leher domba akan menyebabkan domba merasa nyaman. Setelah itu lubangi selang sesuai nomor yang telah ditentukan. Setelah selesai selang kemudian digabungkan dengan tali untuk selanjutnya dipasang ke domba yang telah diidentifikasi.
          Tata laksana dalam pemotongan ekor. Dalam melakukan pemotongan ekor atau Docking hal yang harus diperhatikan adalah domba yang akan di Docking adalah domba yang masih berusia muda. Domba yang berusia muda pertulangannya masih belum terlalu keras, sehingga memudahkan dalam Docking. Docking dilakukan harus dengan kepercayaan diri yang tinggi agar hasilnya bagus. Docking menggunakan alat doccker sehingga domba yang di Docking tidak merasa sakit. Setelah di Docking domba di diamkan terlebih dahulu dan diberi iodine supaya ekornya tidak terinfeksi. Domba yang telah di Docking diberi pakan supaya energinya kembali lagi.
          Tata laksana kastrasi dalam praktikum kali ini hanya demonya saja, karena subyek yang akan di kastrasi tidak ada. Melakukan kastrasi adalah sepertiga ujung scrotum dipotong dengan pisau scapel, kemudian ibu jari dengan jari telunjuk kiri menakan atau menarik tes-tes keluar. Setelah itu potong saluran penggantungannya, bekas potongan scrotum tadi diolesi tintur 10 % agar tidak terjadi infeksi.






















HASIL DAN PEMBAHASAN



Penentuan Umur pada domba

          Penentuan umur domba bertujuan untuk mengetahui dosis pemberian obat serta kapan domba tersebut siap untuk dikawinkan. Pendugaan umur seekor ternak menjadi sangat penting untuk diketahui, khususnya bagi peternak bahkan mutlak. Ketrampilan tersebut juga seharusnya dimilki oleh tenaga-tenaga ahli lapangan sehingga tidak terjadi kecurangan-kecurngan dari kedua belah pihak. Banyak cara untuk mengetahui umur ternak dalam hal ini saya akan membahas cara menduga umur melalui gigi. Adapun rumus gigi yang biasnya dipakai adalah
Kondisi Gigi Seri
Perkiraan Umur
Keterangan
Gigi seri susu sudah lengkap
1 tahun
I0 = <1tahun
2 gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
1-1,5 tahun
I1= 1-1,5tahun
4 gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
2-3 tahun
I2=1,5-2tahun
6 gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
3-4 tahun
I3=2,5-3tahun
8 gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
4-5 tahun
I4=3,5-4tahun
Gigi seri tetap sudah mulai aus dan tanggal
> 5tahun



Tanggal Pengamatan
4 Mei 2013
No Ternak
05
Jenis Kelamin
Jantan
Warna
Putih
Perkiraan umur
1,5 – 2 tahun

          Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa domba yang kami amati adalah domba jantan yang berumur 1,5 sampai 2 tahun. Karena pada domba tersebut 4 gigi seri susu sudah berganti dengan gigi tetap.
          Faktor umur pada domba sangat penting diketahui karena berkaitan dengan program pemeliharaan domba, seperti pemilihan calon induk atau pemilihan bakalan domba yang akan digemukkan ataupun yang lainnya. Domba dan ruminansia lainnya memiliki gigi depan pada rahang bawah dan rahang atas. Mereka juga memiliki geraham untuk grinding makanan mereka. Menurut penelitian, domba memiliki 32 gigi permanen, susunannya adalah delapan gigi seri yang lebih rendah, tidak ada gigi seri atas, 12 geraham pada rahang atas dan 12 gigi molar pada rahang bawah. Gigi ternak mengalami erupsi secara kontinyu. Pola erupsi gigi pada ternak memilki karakteristik tertentu sehingga dapat digunakan untuk menduga umur ternak. Gerakan mengunyah makanan yang dilakukan ternak mengakibatkan terasahnya gigi (Heath dan Olusan, 1988).

Pemotongan kuku pada domba.

          Pada pemeliharaan domba yang digembalakan, jarang dijumpai kuku domba yang memanjang, karena kuku tersebut sudah aus akibat bergesekan dengan bebatuan atau tanah keras. Namun, untuk pemeliharaan dikandang kuku kurang mengalami aus karena kurangnya gesekan antara kuku kaki dengan benda-benda yang bisa mengakibatkan kuku aus. Kuku yang panjang akan menyebabkan domba kurang nyaman ketika berjalan. Kuku yang panjang jika patah akan menyebabkan infeksi pada kaki domba tersebut jadi perawatan kuku pada domba sangat diperlukan jika ingin menghasilkan produksi domba yang tinggi. Oleh sebab itu pemotongan kuku sebaiknya dilakukan 3-6 bulansekali. Kuku yang dipotong adalah kuku bagian terluar atau kuku yang tidak memililki jaringan pembuluh darah. Bila terkena jaringan syaraf atau pembuluh darah domba yang dipotong kukunya akan mengalami perdarahan. Pemotongan kuku dilakukan dengan cara ternak dipegang atau dihandling dalam posisi duduk di antara kedua kaki pemotong atau dipegang oleh orang lain. Selanjutnya, kotoran pada kuku bagian bawah dibersihkan dan kuku yang panjang dipotong.
          Pada saat melakukan pemotongan kuku pada domba di kandang banyak dijumpai domba-domba yang kukunya kurang terawat dan panjang-panjang. Hal ini mungkin dikarenakan dari sistem kandangnya yang kurang menunjang sehingga pertumbuhan kuku menjadi tidak terkontrol. Kemudian banyak domba yang ketika tidak digembalakan maka kukunya akan panjang dalam hal ini domba yang dipelihara di kandang domba gunung gede juga seperti itu. Sistem kandang yang baik akan menyebabkan pertumbuhan kuku tidak terlalu cepat sehingga membuat peternak tidak terlalu memikirkan baiaya pemotongan kuku. Cukup mereka membuat sistem kandang dengan kontruksi yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyebabkan gesekan-gesekan untuk menjadi kan kuku domba menjadi cepat aus.

Pemberian nomor pada ternak domba

Pemberian atau pemasangan nomor baik secara destructive method ataupun non destructive method adalah untuk mempermudah pengenalan atau identifikasi yang dibutuhkan dalam  recording untuk keperluan seleksi, kesehatan, produksi, pertambahan berat badan dan lain-lain. Secara destructive method  yang berarti pemberian nomor secara merusak bagian tubuh domba / ternak yang meliputi eartag, earnoter, serta tatto. Pemasangan ear-tagg ini dapat  dilakukan pada ternak  yang mempunyai daun telinga lebar / besar, sedangkan  untuk ternak yang daun telinga kecil (bangsa garut) sulit dilakukan. Pemasangan ear-tagg dapat dilakukan  pada salah satu telinga ternak.  Umumnya pemasangan ear-tag sebalah  kiri untuk betina dan kanan untuk jantan. Sedangkan earnoter ataupun tatto jarang dilakukan apalagi untuk pasar ternak Indonesia. Sedangkan yang banyak dilakukan di peternakan Indonesia yang sebagian besar peternakan nya dimilki oleh rakyat nondestructive method yang meliputi kalungan, bolus dan kaki banyak diakukan di Indonesia. Khusus kalungan sangat banyak dipakai pada peternakan di Indonesia. Kalungan selain efektif dan effesien barang yang akan digunakan lebih mudah dicari, mudah digunakan dan relatif murah. Sehingga tidak menguras kantong peternak. Dalam praktikum ini kami melakukan penomoran dengan menggunakan media kalungan. Pertama identifikasi terlebih dahulu ternak yang akan diberi nomor identifikasi setelah itu lakukan tahap-tahapan yang telah dianjurkan. Pada peternakan di eropa sudah jarang ditemui bahkan tidak ada lagi yang memakai sistem ini, mereka telah memakai EID (Electric ID) yang berfungsi membaca chip yang terdapat di domba tersebut, sehingga memudahkan petugas untuk mengontrol ternak jika ada yang sakit ataupun lainnya.
Berikut contoh recording pada saat melaksanakan penomoran:

No Ternak                   : 11                              Nama   :
Tanggal Penomoran    : 18 Mei 2013              Umur   : < 1 tahun
Bobot Ternak              : 17,90 kg                    Bangsa            : Ekor Gemuk
Warna                          : Putih                          Kelamin           : Jantan

Keturunan
No Induk
No Pejantan
Tanggal Kelahiran

Penimbangan
Keteranngan
Tanggal
Bobot
















Tabel Pengamatan

Recording juga digunakan untuk pemilihan bibit, sumber bibit di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu sumber dari pasar hewan dan dari perusahaan pembibitan. Di Indonesia sumber bibit dari perusahaan belum ada. Hal ini menyebabkan recording ini sangat diperlukan sehingga indukan yang mana yang lebih unggul dan dapat diseleksi. Hasil seleksi akan menghasilkan indukan yang berkelas dan mengahasilkan anakan yang berkualitas. Dari peternak sendiri akan diuntungkan karena mereka tidak susah payah lagi untuk mencari bibit yang berkualitas mereka sendiri bisa menghasilkan bibit yang berkualitas bagi peternakannya.

Kastrasi pada ternak domba.

          Kastrasi atau penggebirian adalah salah satu aspek penting dalam tatalaksana ternak potong. Kastrasi adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan untuk menghilangkan fungsi dari alat reproduksi dengan jalan mematikan sel kelamin jantan maupun betina sehingga ternak bersangkutan tidak mampu menghasilkan keturunan. Kastrasi dapat dilakukan dengan jalan mengikat, mengoperasi ataupun memasukan bahan kimia ke dalam organ tubuh tertentu. Kastrasi tidak dilakukan oleh peternak Indonesia, Kastrasi lebih banyak dilakukan pada peternakan luar negeri. Manfaat yang ditimbulkan ketika melakukan Kastrasi antara lain mengurangi biaya produksi atau pemborosan biaya yang tidak diinginkan, mendapatan ternak yang bertempramen lebih jinak sehingga memudahkan dalam menghandel ternak tersebut. Ternak yang jinak lebih cenderung sedikit aktivitas geraknya sehingga energinya bisa dihemat untuk pembentukan daging. Kastrasi terbagi menjadi dua, yaitu Kastrasi terbuka dan tertutup atau melalui pembedahan. Kastrasi tertutup biasanya dilakukan terhadap ternak yang memilki alat kelamin menggantung dan menjauh dari tubuh misalnya seperti pada ternak kambing dan sapi. Sedangkan Kastrasi terbuka umum dilakukan pada ternak yang kelaminnya menempel atau dekat dengan tubuhnya contohnya ternak babi.
Kastrasi tertutup menggunakan tang burdizzo digunakan untuk menjepit leher secrotum (saluran tes-tes)  pada ternak domba yang sudah dewasa. Dengan tujuan untuk menghambat saluran tes-tes dan akhirnya fungsi tes-tes semakin lama semakin mengering cara ini tidak menimbulkan luka dan pendarahan maka dari itu kastrasi ini disebut  dengan metode tertutup. Kastrasi dengan tang burdizzo dapat menimbulkan kegagalan kalau cara penjepitannya kurang sempurna.  Tujuan penjepitan diarahkan pada pada pemutusan hubungan penyediaan darah darah ke tes-tes dan pemutusan saluran mani dan tes-tes serta menjaga agar dalam proses degenerasi secrotum tidak  terjadi pembusukan. Penjepitan dilakukan 2 kali : yang pertama dilakukan pada saluran mani / leher secrotum yang kiri selama kurang dari 15 menit dan yang kedua pada  saluran secrotum / leher secrotum yang kanan dengan lama penjepitan selama 15 menit. Supaya tidak terjadi kerusakan pada secrotum  maka penjepitan harus diberi jarak antara tes-tes sebelah kanan dan kirinya. Pelaksaan penjepitan agar miring, maksudnya agar masih ada saluran / hubungan pengaliran udara pada secrotum lewat kulit secrotum. Yang paling baik, pelaksaan kastrasi ini dilakukan pada ternak yang berumur 2-4 bulan.  Untuk melihat hsil akhir pelaksaan kastrasi, kita dapatmelihatnya pada bulan berikutnya. Bila secrotum yang dijepit itu tetep tumbuh besar maka kastrasi tersebut dikatakan gagal sedangkan apabila secrotum itu mengecil dan hilang sama sekali itu berarti kastrasi kita berhasil. Elastrator adalah alat untuk merentangkan karet elastrator (berbentuk cincin / semacam gelang). Sehingga karet tersebut dengan mudah dapat dipasang diatas bagian secrotum, mengelilingi dan mengikat leher secrotum. Dengan cara ini saluran tes-tes dan saluran darah yang menuju kearah secrotum terputus.Cara kastrasi dengan karet ini paling mudah untuk dilakuan dan hasilnya sangat memuaskan. Bekas kastrasi ini halus dan rata pada dinding perut.
          Dalam kondisi atau suasana di daerah pedesaan, pelaksanaan Kastrasi terkadang tidak mengikuti prosedur atau sejalan dengan standar operasional kesehatan yang diinginkan. Misalnya, kalau tidak tersedia alat potong atau alat bedah, maka masyarakat menggunakan bambu yang diruncingkan untuk memudahkan petrnak melakukan pembedahan atau pemotongan. Kastrasi akan menguntungkan pada peternakan sistem ektensif atau ranch, dengan persediaan makanan yang kurang baik.



Pemotongan Ekor (Docking)

          Pemotongan Ekor atau docking,adalah pemotongan bagian ekor ternak sebagai bagian dari manajemen pemeliharaan terutama untuk mempertahankan kebersihan dan mencegah timbunan kotoran pada bagian ekor yang akan mengundang lalat dan parasit (Rosyidi, 1998). Disamping itu dociking dapat memperbaiki mutu karkas serta meningkatkan laju pertumbuhan dan konversi pakan (Charles, 1983), serta lemak yang didocking memiliki simpanan lemak dan kualitas daging yang lebih baik dari pada domba yang tidak dipotong ekornya. Pemotongan ekor (docking) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas daging domba dan diharapkan dapat memperbaiki distribusi lemak yang semula terkumpul pada ekor.
          Pemotongan ekor domba yang dilakukan di dalam praktikum menggunakan tang burdizo, mekanisme nya dengan menghandling ternak terlebih dahulu di tempat yang telah disediakan. Kemudian electric dokker yang telah dipanaskan pada suhu 6000c langsung digunakan untuk memotong ekor domba. Usahakan pada saat memotong domba semua bagian yang akan dipotong, yaitu pada ruas 3 dan 4 sudah dihilangkan bulunya hal ini bertujuan agar bulu domba tidak terbakar sewaktu dilakukannya docking. Setelah electric dokker ditempelkan di ekor domba diam kan beberapa saat sampai bagian ekor domba benar-benar putus dan mengering. Setelah itu olesi ekor yang telah dipotong tadi menggunakan iodine agar hasil docking tadi tidak terinfeksi. Selanjutnya lepaskan domba dan beri makan setelah dilakukannya proses docking.














KESIMPULAN

          Dari hasil praktikum, mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara kastrasi, penentuan umur domba, cara memotong kuku, cara memotong ekor ataupun cara melakukan penomoran pada ternak domba. Hal-hal yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa ketika di lapangan, karena di lapangan kita dihadapkan kepada aplikasi nyata bukanlah teori, sehingga kemampuan menguasai teknik-teknik yang telah diajarkan sangat berguna ketika berada di lapangan. Penentuan umur domba walaupun banyak cara untuk menentukan umur domba, namun yang paling mudah adalah penentuan umur melalui gigi, selain hasilnya lebih akurat dan tidak terlalu susah. Memotong kuku adalah suatu kewajiban setiap peternak ada baiknya sistem kontruksi kandang diperbaiki untuk mengurangi kecepatan frekuensi memotong kuku, jika konstruksi kandang baik maka pemotongan kuku tidak terlalu sering. Penomoran sangat diperlukan setiap peternakan di Indonesia kedepannya, karena kita membutuhkan record domba dari setiap peternakan di Indonesia dalam hal proses pemuliaan domba lokal maupun eximpor. Sehingga kedepannya Indonesia bisa menghasilkan lebih banyak bibit-bibit domba yang berkualitas. Kastrasi dan docking adalah suatu hal yang berdampak positif bagi produksi domba sebenarnya, namun untuk peternakan Indonesia hal ini tidak dilakukan karena bertentangan dengan kebisaan masyarakat Indonesia, yang mayoritas penduduknya muslim.















DAFTAR PUSTAKA
Sutama I-K dan IGM Budiarsana. 2011. Panduan Lengkap Kambing dan Domba. Jakarta. Penebar Swadaya.

Rosyidi D.2000.Jurnal Ilmiah Habitat.Perpustakaan.bappenas.go.id

Charles, A.B. 1983. Sheep Production in the Tropics and sub tropics. Longman Singapore Publishers. Ltd. Singapore






















LAMPIRAN

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo