Ketahanan Nasional

Apa itu KETAHANAN NASIONAL ? Secara singkat dapat kita artikan sebagai kemampuan negara kita menghadapi ancaman terhadap negara Indonesia. Ancaman terhadap NKRI yang paling nyata adalah, INVASI MILITER, ANCAMAN KRISIS ENERGI, ANCAMAN KRISIS
PANGAN, MONETER dan seterusnya. Ancaman invasi militer terhadap RI saat ini kecil kemungkinan, sebab perang global saat ini beralih ke asymmetric warfare strategy.Perang global atau invasi militer terhadap RI hanya terjadi jika RI menyerang kedaulatan negara lain. Pasukan AS dan Sekutunya (PBB) bertindak. Namun, invasi
militer PBB/AS akan sangat mungkin terjadi pada tahun 2014 jika Papua menyatakan kemerdekaan dan Jakarta menolak. Jika Papua menyatakan diri merdeka dan Aceh  (Sumatera atau Sebagian Sumatera) akan menyatakan sebagai bagian dari Kerajaan Malaysia, maka Jakarta pasti akan bertindak tegas. Sayangnya tindakan tegas
itu akan sia-sia, karena militer RI tak akan mampu berperang dengan musuh. Militer
RI tidak akan mampu berperang dengan pihak musuh disebabkan keterbatasan BBM yang
menjadi penggerak Alutista, RI tidak punya stok BBM. Keterangan resmi pemerintah
stok BBM RI hanya mampu untuk 22 hari. Faktanya hanya untuk 11-16 hari saja, itu
pun dalam kondisi normal. Bandingkan dengan stok BBM Malaysia, KorSel, Singapore,
Jepang dan seterunya, mereka punya stok BBM minimal 6 bulan sampai 2 tahun. Kenapa
stok BBM RI sangat minim ? Kenapa Ketahanan energi kita rendah ? Ada beberapa
penyebab: pertama, RI tdak punya depo (Tangki Penyimpanan).RI tidak punya Depo BBM
yang memadai 90% adalah Depo peninggalan Belanda yang sudah rusak dan uzur. Usaha
RI untuk memperbanyak Depo digagalkan. Pada tahun 1996, Pertamia berencana
membangun belasan depo BBM anggarannya US$ 99 Juta. Dimulai dengan proyek Depo
Pertamina di Balaraja.Sayangnya proyek Depo Balaraja itu gagal, lahannya bersertifikat
palsu. Lahan itu milik Edward Suryajaya tapi dipalsukan oleh Sandiuno. Akibatnya
Edward melaporkan kejahatan Sandiuno itu ke Polda. Proyek Depo Perrtamina Balaraja
itu pun mangkrak sampai sekarang Pertamina pun merugi. Kasus pemalsuan dan korupsi
sandiuno di Depo Pertamina Balaraja ssampai sekarang dipetisiekan Kejagung. Kenapa?
Pasti ada suap dan tekanan. Akibat kasus korupsi itu, BPK merekomendasikan
larangan kepada Pertamina untuk tidak membangun Depo BBM sampai kasus korupsi
itu tuntas. Akibat lebih lanjutnya, semua proyek Depo BBM Pertamina distop.
Konsekuensinya, kapasitas Depo BBM RI tidak bertambah bahkan berkurang. Ketika
kebutuhan BBM domestik RI bertambah, maka stok BBM di Depo Pertamina makin pendek
persediannya. Ketahanan energi RI terancam. Dalam perang, militer butuh BBM, alutista
tidak bisa bergerak, ingat operasi Mandala Pembebasan Irian Jaya? Belasan kapal
perang kredit dari Rusia, mau membebaskan Papua dari Belanda, kapal-kapal itu
mampir ke Makassar untuk isi BBM. Apa yang terjadi? Pihak Shell selaku pemasok
BBM ke kapal Perang RI, tidak mau isi BBM ke kapal perang Indonesia. Kenapa? karena
SHELL adalah perusahaan minyak milik Belanda. Hanya tiga kepal perang RI serbu  Belanda
di laut Papua, hasilnya ? DIBANTAI, gugur lah KOMODOR YOS SUDARSO dan para prajurit
TNI AL. Mari Mengheningkan Cipta untuk Para Pahlawan. Kembali ke ketahanan Nasional
Sub ketahanan Nasional yakni, ketahanan energi, pangan dan informasi RI sudah di
lampu merah, Darurat. Jangan mimpi kita bisa mewujudkan kedaulatan Nasional jika
ketahanan Nasional saja kita tidak punya. Setiap saat RI mudah dihancurkan. Kebutuhan
BBM RI per hari 1,4 juta barrel, Pertamina hanya kuasai 203.000 bpd. Sisanya
dikuasai KKKS asing dan harus impor. Ketika terjadi perang, TNI hanya mampu berperang
3 Jam sampai 3 hari saja, setelah itu ? Tank, Kapal, Pesawat dan lain-lain mogok
tidak bisa jalan kemana-mana. Oleh sebab itu, mutlak bagi bangsa ini untuk merebut
kembali pengelolaan Blok-Blok Migas yang akan habis kontraknya, Blok Siak, Mahakam
dll. Wajib hukumnya kita menolak KSO PEP- Geo Cepu Corp - Geo Corp Limited - Daqing
Oil Limited, demi ketahanan energi RI. M E R D E K A....

sumber by : @Triomacan2000