Rabu, 25 Desember 2013

FIFA ? AH, SAMA SAJA !

FIFA ? AH, SAMA  SAJA !
Hal yang terjadi di PSSI sebenarnya merupakan cerminan organisasi sepakbola dalam skala yang lebihbesar seperti FIFA.
Budaya korup, suap, persengkongkolan, jegal menjegal dalam bisnis olaraga terbesar sekolong jagat ini memang sudah mendarah daging. Mereka saling bahu membahu menutupi kebusukan masing-masing. Bagaimana tidak, miris ketika mendengar pembelaan dari pimpinan ISL (International Sports and Leisure) bahwa budaya suap di FIFA sudah mengakar sejak tahun 1970-an. ISL sendiri merupakan terdakwa pemberi suap kepada mantan bos FIFA JOAO HAVELANGE dan anggota senior Komite Eksekutif FIFA, RICARDO TEIXEIRA yang keduanya dari Brasil. ISL sendiri sudah bangkrut sejak tahun 2001. Kasus ini telah disidangkan dan mengungkap permainan kotor para pejabat FIFA dengan media. Kedua mantan pejabat itu menerima suap dengan total akumulasi sejak tahun 1992 – 2000, sebesar hampir 400 MILIAR. Parahnya, FIFA dengan sengaja merahasiakan identitas penerima suap dan tidak menjatuhkan sanksi hingga akhirnya kasus ini terendus oleh penyidik kejaksaan Swiss. FIFA mengajukan banding agar identitas para penerima suap tidak dibuka, namun Makhkamah Agung Swiss menolaknya sehingga terungkaplah skandal luar biasa memalukan di tubuh induk sepakbola sedunia ini.
Seorang SEPP BLATER yang ketika itu masih merupakan Sekretaris Jenderal FIFA secara serampangan berkomentar bahwa penyuapan seperti itu tidak melanggar hukum ketika itu. Pernyataan sembrono dan terkesan membela bosnya itu semakin menguatkan bahwa permainan korupsi di tubuh FIFA bukanlah  omong kosong. David Larkin, salah seorang Direktur Change  FIFA (Gerakan FIFA bebas korupsi) tak mengelak ketika mengatakan bahwa Blatter kemungkinan besar menjadi bagian dari sengkarut korupsi di FIFA. Sepp yang sekarang menjabat bos besar FIFA juga tak sepi dari skandal.
Isu panas ini sebenarnya pernah diekspos oleh kantor berita BBC dari Inggris. Tempo pemberitaan ini dilakukan sebelum pengumuman tuan rumah Piala Dunia 2018 (Russia) dan 2022 (Qatar). Tepat setelah BBC mempublikasikan secara luas bahwa ada korup di tubuh FIFA sejak tahun 1990-an, sejumlah anggota Komite Eksekutif FIFA melakukan protes keras. Walaupun pada akhirnya, pemberitaan BBC itu benar terbukti oleh pengadilan Swiss. Kuat dugaan bahwa gagalnya Inggris menjadi tuan rumah Piala Dunia adalah karena pemufakatan penguasaan FIFA dan jajaranya yang tersengat oleh berita panas BBC yang kebutulan berasal dari Inggris.
Jika kita kilas balik ke masa-masa PSSI era Nurdin, masuk akal juga pemikiran bahwa tubuh FIFA cukup kotor dengan manis korupsi di dalamnya. Pertanyaan masyarakat banyak yang heran mengapa Nurdin tetap bisa menjabat Ketum PSSI meskipun statusnya sudah narapidana korupsi kok masih  tetap diijinkan FIFA untuk menjabat ? Padahal, dalam statutanya jelas disebutkan bahwa haram bagi pelaku kejahatan untuk menjabat di badan badan sepakbola di bawah naungan FIFA, termasuk PSSI di dalamnya. Tidak hanya itu, Nurdin bahkan ‘DIIJINKAN’ untuk menjadi calon Presiden AFC. Ada Apa ? Apakah FIFA juga menerima aliran upeti panas PSSI lama?Jika melihat track record  kebiasaan FIFA sejak tahun 1970-an terkait upeti dari pihak berkepentingan, sepertinya…
Sumber : Afred Suci, Konspirasi, Cetakan kedua hal 119

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo